Minggu, 08 Oktober 2017

PATTAYA OH PATTAYA...

Pattaya, Potret Walking Street

    Husada Muda... Pernah dengar kota pariwisata bernama Pattaya City?Hmmm... Yups betul.

    Pattaya adalah destinasi populer di pesisir teluk negeri gajah putih. Kota kecil ini merupakan pusat pariwisata terbesar yang menawarkaan para wisatawan menikmati keindahan pantai serta pagelaran-pagelaran seni lainnya. Ada banyak destinasi yang menarik antara lain pattaya beach, sriracha tiger zoo,gems jewelry, big bee farm, alcazar show, Laser Buddha, dan mini siam. Namun, tahukah kamu  selain menyuguhkan keindahan wisata, Pattaya merupakan tempatnya industri seks bebas?

    Pattaya memiliki kawasan Walking Sreet  identik dengan kehidupan malam. Lampu beraneka warna dan manusia bertumpah ruah menghiasi jalanan. Walking Street mirip dengan Gang Dolly (Indonesia) yang sudah ditutup oleh pemertintah Surabaya. Bedanya Walking Street sudah menjadi hiburan terbuka dibanding dengan Gang Dolly. Sarang PSK di Pattaya mencapai lebih dari 27 ribu.Tidak susah menemukan ladyboy (kathoey)  dan gay berkeliaran. Prostitusi disana termasuk perbuatan ilegal akan tetapi pemerintah seakan akan maklum pada dunia malam Pattaya.Inilah sebabnya, industri seks masih menjadi penghasil uang dan pemenuhan kebutuhan bagi rakyat ekonomi bawah yang merantau ke Pattaya.

     Pada awal tahun 2000-an Thailand menjadi negara tertinggi penderita HIV/AIDS. Para peniliti mengatakan bahwa Thailand sudah setingkat dengan Afrika.Oleh karena itu, Pemerintah Thailand berupaya dalam menanggulangi penyakit mematikan ini. Penanggulanagn dijalankan serempak mulai dari sosialisasi dan informasi media massa.  Tes darah gratis digalakkan untuk mengidentifikasi penularan HIV/AIDS.Keputusan politik di Thailand tentang penyebaran dan  penanggulangan HIV/AIDS menjadi projek utama negara 1000 pagoda tersebut. Thailand mencanangkan “Program Wajib Kondom 100 persen” terhadap hubungan seks bebas. Maka, bukan hal yang tabu jika di hotel, restoran, dan toilet Thailand sudah disediakan kondom. Pattaya salah satu sasaran program tersebut.

    Seperti Pattay, Indonesia memiliki Gang Dolly, tempat prostitusi teratas di Surabaya beberapa tahun yang lalu. Bahkan, tempat ini terbesar di Asia Tenggara. Lokalisasi Gang Dolly menawarkan paket wisata malam yang juga menjadi penghasilan utama warga sekitar. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan team sudah resmi menutup lokalisasi sejak 19  Juni 2014. Sekarang, sudah jauh dari kesan negativ, Gang Dolly berubah menjadi kampung wisata guna memperbaiki ekonomi rakyat sekitar. Masih ada lagi tempat prostitisi yang harus dikritisi di Indonesia, antara lain Sarkem (Yogyakarta), Saritem (Bandung), Limusnunggul (Bogor),  Kali Jodoh (Jakarta), Kramat Tunggak (Jakarta). 

    Upaya pemerintah Indonesia dalam menggerakkan program anti sex bebas sudah mengekor Thailand. Program tersebut tak jarang mendapat pro dan kontra dari masyarakat sekitar. Sebagai pribadi Indonesia, kita harus memiliki sikap kritis dan mawas diri dalam segala bentuk seks bebas. No free sex before married!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Roleplay kebidanan

Narrator : Mila Bidan 1 : Okta Bidan 2 : Lekha Perawat/adm : Tantri Bu Bejo : Ismi Pak Bejo : Mega Bu Hurin : Hurin Bu Dewi ...