Minggu, 08 Oktober 2017

Roleplay kebidanan

Narrator : Mila
Bidan 1 : Okta
Bidan 2 : Lekha
Perawat/adm : Tantri
Bu Bejo : Ismi
Pak Bejo : Mega
Bu Hurin : Hurin
Bu Dewi : Dewi
Bu Injuli : Injuli
                              Roleplay

        Di sebuah desa , Desa Mekar Sari terdapat seorang suami istri bernama Pak Bejo dan Bu Bejo. Pak bejo sudah lama  menunggu kehadiran janin di dalam rahim istrinya. Mereka sudah menikah selama dua tahun akan tetapi belum dikarunia anak. Mereka adalah keluarga yang sederhana dan tidak banyak tahu menahu tentang dunia medis. Pada suatu pagi  Bu Bejo merasa mual-mual dan sering muntah. Bu bejo berteriak memanggil suaminya.

Bu Bejo : “Pak...pak... huek ..huekk...huekk...  bapak... .”
Bu Hurin : “ Kenapa, nduk? Bejo... itu istrimu muntah-muntah di  kamar mandi!”
Pak Bejo : “Inggih mak.”
Pak Bejo : “Ada apa bu? Ibu kenapa muntah-muntah? Sebentar bapak ambilkan minyak   bu.”
Bu Bejo : “ Ini lho, pak. Ibu kok sudah berhari-hari sering muntah begini ya,pak.”
Pak Bejo : “Mungkin ibu kecapekan. Makanya sering istirahat,bu. Kalau  pulang dari
   Pasar jangan bawa barang banyak-banyak . Kalau tidak kuat jangan
   dipaksakan.”
Bu Bejo : “ Iya, pak. Ibu juga bingung kenapa sering mual seperti ini, pak. Ibu juga
belum datang bulan dari dua bulan terakhir ini, pak. Kenapa ya pak?”
Bu Hurin : “ Loh, kamu ini gimana to, nduk. Itu artinya kamu isi. Ibu mau punya cucu sebentar lagi. Dulu waktu hamil kamu juga sperti itu.”
Bu Bejo : “ Ah, masa iya, bu. Saya juga sering mual seperti ini. Tapi kok ini rasanya   berbeda saja, bu.
Bu Hurin : “ Kamu dikasih tau orang tua kok tidak manut to, nduk. Sana kamu periksa ke mbah Parti saja.”
Bu Bejo : “ Mbah Parti dukun itu, bu?”
Bu Hurin : “ Iya, dia terkenal sampai kemana-mana ( sambil mengacungkan jempolnya). Ada juga bidan sebelah balai desa. Cantik-cantik orangnya (sambil mengacungkan kedua jempolnya dan meninggalkan Pk Bejo dan Bu Bejo).
Pak Bejo : “ Jangan-jangan ibu beneran  isi? (dengan wajah sumringah )”
Bu Bejo : “ Ah... masa iya si, pak. Ibu ragu pak. Besok kita ke Mbah Parti?”
Pak Bejo : “ Jangan,bu. Kita ke bidan saja tetangga sebelah. Tetangga kita juga sering ke bu bidan sebelah balai desa.”

    Keesokan harinya Bu Bejo dan Pak Bejo datang ke tempat praktik bidan Lekha. Mereka datang disambut dengan hangat oleh Bu Tantri,  perawat yang sekaligus sebagai petugas administrasi.

Bu Tantri : “ Selamat pagi bapak dan ibu. Mari masuk dan silahkan duduk.
perkenalkan saya Bu Tantri dan ini teman saya, Bu Injuli.  Kami bertugas di bagian administrasi pada hari ini, ada yang bisa saya bantu?”
Bu  Bejo : “ Begini bu, saya mau berkonsultasi , selama dua bulan terakhir saya tidak
   menstruasi,tiap pagi mual-mual , makan pun jadi tidak enak. Ada apa ya,bu?   Apa ada tanda-tanda kehamilan?”
Bu Injuli : “ Oh baik, bu. Sebelum ibu memeriksakan kehamilan dengan bidan , saya dan Bu Tantri akan menanyakan beberapa hal mengenai identitas ibu dan bapak. Apakah ibu dan bapak berkenan?”
Bu Bejo : “ Iya, baik bu.”
Bu Tantri : “ (anamnesa)”
Bu Injuli : “ (menulis)

    Di tempat pendaftaran Bu Tantri dan Bu Injuli melakukan anamnesa. Setelah selesai, Bu Tantri mengantar Bu Bejo dan suaminya ke ruangan bidan. Di sana sudah ada bidan, Bu Lekha.
Bu Tantri : “ Ibu bapak silahkan saya akan mengantar ke ruangan, di dalam sudah ada
   Bu Lekha yang akan memeriksa. (mengetuk pintu).
Bu Lekha : “(membuka pintu) silahkan masuk, Bu.”
Bu Lekha : “ Selamat pagi , silahkan duduk Bu, Pak. Perkenalkan saya bidan Lekha
bertugas pada hari ini.Ibu dan Bapak namanya siapa?”
Bu Bejo : “ Saya Bu Ismi tapi biasa dipanggil Bu Bejo karena nama suami saya Pak  Bejo.”
Bu Lekha : “Umur bapak dan ibu berapa?”
Bu Bejo : “Umur saya 25 tahun dan suami saya umur 27 tahun.”
Bu Lekha : “Pendidikan terakhir bapak dan ibu?”
Pak  Bejo : “ Saya ini mah apa, bu bidan. Saya hanya lulusan SLTA dan istri saya   lulusan SD.
Bu Lekha : “ Agama Islam ya, Pak? Alamatnya dimana ini?”
Pak Bejo : “ Kampung sebelah, Bu. Desa Mekar Sari RT 02 RW 03 Nomor 16.”
Bu Lekha : “ Oh, desa sebelahan ya, bu. Ibu ada keluhan apa ?”
Bu Bejo : “ Begini.,bu. Saya mau konsultasi selama dua bulan terakhir saya kok sering muntah pagi-pagi dan saya belum haid-haid ya. Ada apa, bu?”
Bu Lekha : “ Ibu kalau mual-mual biasanya hanya pagi saja atau sama malamnya ,bu?”
Bu Bejo : “ Malam terkadang juga, Bu. Cuma lebih sering yang pagi bu.”
Bu Lekha : “ Kalau mencium bau dapur dan yang menusuk hidung bagaimana, Bu?”
Pak Bejo : “ Oh iya, Bu. Istri saya ini kalau mencium bau amis itu langsung mual-mual.”
Bu Lekha : “ Ibu pernah menderita sakit apa?”
Bu Bejo : “ Alhamdulillah tidak ada penyakit yang dalam, Bu. Saya sehat.”
Bu Lekha : “ Reproduksinya sehat juga ya berarti bu, alhamdulillah. Hari pertama haid terakhir kapan ibu?”
Bu Bejo : “ Tanggal 10-6-17 , Bu.”
Bu Lekha : “ Ibu memang menandakan ciri-ciri kehamilan. Akan tetapi, ibu  saya beri solusi cek kehamilan menggunakan testpack dulu ya. Biar akurat.”
Bu Bejo : “ Boleh, Bu.”

    Bu Bejo menggunakan testpack untuk mengecek kehamilan. Hasilnya adalah Bu Bejo positif hamil. Orang yang ada disekitar ikut bergembira dengan kabar baik ini. Pak Bejo pun memeluk istrinya. Diprediksi Bu Bejo sudah hamil selama 2 bulan lebih 10 hari. Bu Bejo disarankan untuk cek up 2 bulan sekali. Bu Lekha memberitahukan bahwa kemungkinan lahir adalah tanggal 17-3-2018.Pak Bejo pun memberitahukan kepada ibu kandungnya, Bu Dewi tentang berita bahagia ini.
Pak Bejo : “ Halo... Buk... Gimana kabare bu?”
Bu Dewi : “ Halo... Bejo iki?Alhamdulillah. Kamu gimana kabare nang? Istrimu sehat? Ngomong-ngomong tumben telefon.Emang ada pulsa ?”
Pak Bejo : “ Baik , Bu. Ada rejeki alhamdulillah. Ada kabar gembira iki lho, bu.”
Bu Dewi : “ Pye... Pye Jo... kabar gembira apa?”
Pak Bejo : “ Istriku isi buk...”
Bu Dewi : “ Alhamdulillah Jo kalau begitu. Besok-besok ibu main ya Jo. Ibu bawain bandeng presto, ikan tuna, sayur bening, cak jamur e.. ...”
Pak Bejo : “ Nggih, Bu. Di bawa semuanya aja . Nanti Bejo makan. He...he...”

    Beberapa bulan kemudian Bu Bejo dan Pak Bejo datang dengan cemas. Bu Bejo dengan perutnya yang membuncit terlihat pucat. Pada hari itu yang bertugas adalah bidan Okta.
Bu Okta : “ Ada yang bisa saya bantu Bu Bejo dan Pak Bejo? Bu Bejo kenapa terlihat
lesu dan pucat?”
Pak Bejo : “ Iya, bu bidan. Istri saya ini ada masalah pada kakinya. Kakinya bengkak,
  tubuhnya lemas kadang juga ada flek darah.”
Bu Okta : “ Memangnya Bu Bejo sebelumnya beraktivitas apa, pak?”
Pak Bejo : “ Dia ini sudah tidak ke pasar lagi hamil besar ini, bu. Tapi kalau
 bersih-bersih rumah dia selalu bu. Saya sudah mensehati.”
Bu Okta : “ Kemarin periksa sudah saya nasehati sama Bu Lekha lho pak. Jangan
sampai beraktivitas banyak dan kelelahan. Ibu butuh istirahat dan olahraga yang cukup asal jangan sampai kelelahan.”
Bu Bejo : “ Saya ini kalau tidak bersih-bersih rasanya hampa, bu. Saya kalau tidur terus  juga pusing.
Bu Okta : “ Boleh ibu, tapi jangan sampai ibu lelah. Ibu saya akan periksa dan saya  akan dibantu oleh asisten saya. Saya akan mengecek kondisi kehamilan ibu dan juga nanti akan saya jelaskan persiapan apa saja yang akan dilakukan dalam persalinan. Mari , Bu.”
Bu Okta melakukan pemeriksaan fisik kepada Bu Bejo dibantu Bu Tantri . Pemeriksaan dilanjutkan pemeriksaan leoplod dan konseling.

Bu Okta : “ Bu Bejo , sesuai dengan pemeriksaan tadi ibu sebenarnya sehat. Hanya
saja, seperti yang sedang ibu rasakan sekarang adalah ibu kelelahan.Ibu kasian
kan, kakinya jadi bengkak malah katanya ada flek darah sediki ya, Bu. Itu hal yang wajar bagi seseorang yang sudah terbiasa bekerja. Tapi , Bu Bejo tau bahwa Bu Bejo sedang hamil. Oleh karena itu , Bu  Bejo makannya , istirahatnya dan olahraganya yang cukup ya. Biar ibu dan dedeknya sehat.”
Bu Bejo : “ Iya, Bu.”

    Pada suatu subuh , Bu Bejo merasakan mules pada perutnya. Ia juga melihat lendir keluar dari vaginanya. Ia berteriak memanggil suami dan ibunya, Bu Hurin..

Bu Bejo : “ Ini sudah merasa mules , Pak.”
Bu Hurin : “ Ini sepertinya sudah mau lahiran . Ayo ke bidan saja.”

    Dengan cemas, Bu Hurin dan Pak Bejo membawa Bu Bejo ke bidan balai desa. Dari luar ruangan, Bu Hurin dan Bu Dewi berteriak memanggil bidan. Mereka terlihat cemas melihat keadaan Bu Bejo.
Bu Hurin : “ Bu bidan tolong anak saya mules, bu.”
Bu Dewi : “ Menantu saya mau lahiran itu, bu.”
Bu Tantri : “ Ibu tenang dulu ya. Ibu jangan panik. Kami akan membantu yang terbaik.”
Bu Injuli : “ Ibu boleh nunggu di luar terlebih dahulu. Pak Bejo boleh menemani ke dalam. Mari, pak.”
Bu Okta : “ Ibu Bejo masih mules?”
Bu Bejo : “ Iya , masih . Tapi tidak seperti , bu. Sedikit sedikit saya masih bisa nahan.  tapi masih terasa mulesnya.”
Bu Okta : “ Baik, bu. Saya akan dibantu oleh Bu Lekha. Dalam menjalankan tugas persalinan ini. Bu Lekha tolong tekanan darahnya di cek ya, bu.”
Bidan Lekha : “ Tekanan darahnya normal 120/80 mmHg. Bagaimana ibu perasaannya sekarang?.”
Bu Bejo : “ Saya deg-degaan  dan takut tapi saya sangat tidak sabar menunggu anak saya yang sudah lama saya nantikan, bu.”
Bu Lekha : “ Tidak usah takut,bu. Itu wajar terjadi pada ibu bersalin. Saya akan periksa,  memantau keadaan ibu dan janin ibu. Nanti Pak Bejo dan Bu Barakah boleh menemani saat persalinan.”
Bu Okta : “ Ibu, keadaan janin ibu baik dan sudah ada pada posisinya. Ini baru pembukaan 2 bu, ya. Kita nantiakan bayi itu jika sudah sampai pembukaan 10 dan ibu boleh mengeran. Sebelum ibu merasakan seperti ingin buang air besar, tidak boleh mengeran ya,bu. Semakin bertambah pembukaan semakin sakit,bu. Bapak dan Ibu tidak usah khawatir. Itu wajar terjadi ibu bersalin.”

    Setelah menunggu beberapa jam pembukaanpun sudah leangkap. Bu Bejo ingin mengeran. Bidan dan asistennya segera menyiapkan pertolongan persalianan seperti perlatan, obat-obatan. Bu Lekha dan Bu Okta memakai penutup kepala, kacamata gugle, celemek dan melepas perhiasan  semua yang dipakai. Bu Lekha melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui apakah pembukaan servicks sudah lengkap.

Bu Okta : “ Bapak ,Bu Dewi dan Bu Hurin beri semangat dan bantu ibu siapkan posisi nyaman untuk ibu berbaring dengan lutut berlipat dan kedua kaki dibuka. Ibu tarik nafas yang panjang dengan mulut tertutp dan mengeran yah ke arah bawah.”
Bu Hurin : “ Ayo, nduk. Yang kuat. Hampir keluar, nduk.”
Bu Dewi : “ Ayo ! Yang kuat, sedikit lagi, neng. Tenang saja, ada ibu dew ,ibu sama Bejo nemeni ya.”
Bu Bejo : “ emppphhh...emphhh....”
Bu Lekha : “ Iya, ibu pintar sekali, ibu bisa istirahat ditengah-tengah kontraksi. Terus bapak dan Ibu Hurin  beri semangat.”
Bu Okta “ Ayo tarik nafas dalam-dalam, bu. Mengeran seeperti yang sudah saya ajarkan.”

    Bayipun lahir ke dunia. Tali pusat dipotong. Bayi diletakkan diatas dada ibu diantara payudara. Lalu menyelimuti ibu dengn bayi.Orang-orang menangis bahagia. Pak Bejo sempat tidak sanggup melihat istrinya bertaruh nyawa . Bahkan, Pak Bejo gemetar ketika akan menggendong dan mengazani bayinya. Happy Ending.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Roleplay kebidanan

Narrator : Mila Bidan 1 : Okta Bidan 2 : Lekha Perawat/adm : Tantri Bu Bejo : Ismi Pak Bejo : Mega Bu Hurin : Hurin Bu Dewi ...