PENGELOLAAN
WAKAF
Wakaf merupakan salah satu ibadah
kebendaan yang penting. Wakaf adalah perbuatan menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya dalam jangka waktu tertentu guna
keperluan ibadah atau kesejahteraan bersama.
وافعلوا
الخير لعلكم تفلحون
...dan
berbuatlah kebajikan agar kamu memperoleh kemenangan”
كتب
عليكم ادا حضر احدكم الموت ان ترك خير الوصية للوالدين والاقربين بالمعروف
حقا على المتقون
“Kamu diwajibkan berwasiat apabila sudah didatangi (tanda-tanda) kematian dan
jika kamu meninggalkan harta yang banyak untuk ibu bapak dan karib kerabat
dengan acara yang ma’ruf; (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang takwa.”
Dalam ayat
tentang wasiat, kata al-khayr diartikan dengan harta benda. Oleh karena
itu, perintah melakukan al-khayr berarti perintah untuk melakukan ibadah
bendawi. Dengan demikian, wakaf sebagai konsep ibadah kebendaan. Allah
memerintahkan manusia untuk mengerjakannya.
B.
Pengertian
Wakaf
Menurut bahasa Wakaf berasal dari waqf yang berarti radiah
(terkembalikan), al-tahbis (tertahan), altasbil (tertawan)
dan al-man’u (mencegah). Wakaf menurut istilah ialah menahan harta yang
sifatya tahan lama dan dapat dimanfaatkan untuk kebaikan bersama. Wakaf
dilakukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT atas segala karunia
yang dititipkan kepada wakif. Wakaf termasuk amalan sedekah jariyah yang
pahalanya akan terus mengalir kepada wakif meskipun ia sudah meninggal. Harta
wakaf tida boleh dijual, diwariskan atau dihibahkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan wakaf
Secara
eksplisit tidak ditemukan ayat al-Quran yang mengatur tentang wakaf, namun
secara implisit cukup banyak ayat-ayat yang bisa jadi dasar hukum tentang
wakaf, yaitu beberapa ayat tetang infak diantaranya :
1.
Qur’an : al
Hajj : 77
(يايها الدين
امنوا اركعوا واسجدوا) (اى ارجعوا من تكبر قيام الانسانية الى توضع
الحيوانية ودلة النباتية ( واعبدوا ربكم) بسائر ما كلفكم
به خالصا لوجهه (وافعلو الخير) واجبا ومندوبا واتوجهوا الى الله
تعالى فى جميع احوالكم (لعلكم تفلحون) اى لتضفروا بنعيم
الجنة اىافعلوا هده كلها وانتم راجعون بها الفلاح غير متيقنين
Wahai
orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu dan
berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung.
2.
Qur’an : al
Baqarah : 261
(مثل الدين
ينفقون امولهم فى سبيل الله كمثل حبت انبتت سبع سنا بل ) اى سفة صدقاة
الدين ينفقون اموا لهم فى دين الله كصفة حبة اخرجت سبع سنا بل او
المعنى مثل الدين ينفقون اموالهم فى وجوه الخيرات من الوجب والنفل كمثل
زراع اخرجث ساقا تشعب منه سبع شعب فى كلى واحدة منها سنبلة (فى كلى
سنبلة مائة حبة ) كما يشاهد دلك فى الدرة والدخن بل فيهما اكثر من دلك
(والله يضعف ) فوق دلك (لمن يشاء ) على لايضيق عليه ما
يتفضل به من التضعيف (والله وا سع ) ائ لا يضيق عليه ما يتفضل به من
التضعيف (عليم ) بنية المنفق وبمن يستحق ىالمضاعفة
Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh butir, pada tiap-tiap butir: seratus biji. Allah melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (kurnia-Nya) lagi
Maha Mengetahui.
3. Qur’an Ali Imran : 92
لن
تنالوا الير حتى تنفقوا مما تحبون وما تنفقوا من شيء فان الله به عليم
Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Kutipan Al-Quran surat Ali Imran ayat 92 tersebut benar-benar menyentuh.
Ternyata menafkahkan harta yang kita cintai merupakan salah satu jalan
sekaligus syarat untuk menyempurnakan semua kebajikan lain yang sudah, sedang,
dan akan kita lakukan. Bisa jadi seseorang telah banyak berbuat baik.
Tampaknya dengan menafkahkan sebagian hak milik yang sangat dicintai
untuk perjuangan di jalan Allah, barulah akan sampai kepada
kebajikan/keshalehan yang sempurna.
Pemahaman konteks atas ajaran wakaf juga diambilkan dari beberapa hadits Nabi
yang menyinggung masalah shadaqah jariyah, yaitu :
عن
ابى هريرة ان رسول الله صلى عليه و سلم قال : ادا مات ابن ادم انقطع عمله
الا من ثلث صدقة جارية او علم ينتفع به او ولد صالح يدعوله (رواه مسلم
)
Dari Abu
Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : “Apabila anak Adam (manusia
meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara:
Shadaqah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya”.
(HR. Muslim)
B. Rukun Wakaf
a)
Wakif mewakafkan benda miliknya dengan syarat: pemilik
sah dari harta yang diwakafkan dengan bukti yang sah,dewasa dan setuju
melepaskan hak miliknya kepada pihak lain,tidak punya utang.
b)
Maufuq (harta yang diwakafkan) yaitu benda bergerak atau
tidak yang memiliki daya tahan lama dan bernilai.
c)
Maufuq alaihi (pihak yang menerima wakaf) yaitu pihak
yang mengurus benda wakaf.
d)
Sigat ( ikrar serah terima wakaf )
C. Syarat Wakaf
a. Mukallaf
b. Benda yang diwakafkan tahan lama.
c. Harta yang diwakafkan dapat diambil manfaatnya.
d. Tujuan wakaf bukan untuk maksiat.
e. Tujuan wakaf karena ingin mendekatkan diri pada Allah SWT.
f. Ijab Qabul jelas.
g. Orang yang diserahi wakaf dapat dipercaya.
D. Hukum Wakaf
Wakaf
hukumnya sunah. Maka apabila dikerjakan mendapat pahala apabila tidak
dikerjakan tidak berdosa. Bagi orang yang mampu dianjurkan untuk
melaksanakannya karena melihat manfaat yang diperoleh apabila mengerjakan
wakaf. Pada dasarnya benda wakaf tidak boleh diganti sesuai dengan janji,
tetapi apabila ada masalah yang menyebabkan harus diganti itu boleh dengan
alasan sudah tidak sesuai dengan tujuan wakaf atau untuk kepentingan bersama.
E. Hikmah Wakaf
a. Dicintai Allah karena wakaf suatu perbuatan yang baik.
b. Dicintai manusia karena perbuatannya yang dapat membantu sesama
manusia.
c. Menunjang kualitas sumber daya manusia karena wakaf ialah kepentingan
bersama.
F. Perwakafan Dalam Undang-Undang Di Indonesia
1.
Wakaf
sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi yang perlu
dikelola secara efektif dan efisien untuk kepentingan ibadah dan untuk
memajukan kesejahteraan umum.
2. Wakaf merupakan perbuatan
hukum yang telah lama hidup dan dilaksanakan dalam masyarakat.
G. Regulasi Perwakafan di Indonesia
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun
2004 tantang Wakaf
3. Peraturan pemerintah No. 42
Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004
4. Peraturan pemerintah No. 28
Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik[22]
H.Benda Tidak Bergerak yang Dapat Diwakafkan
1. Hak atas tanah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang sudah terdaftar
maupun yang belum terdaftar.
2. Bangunan atau bagian bangunan
yang berdiri di atas tanah dan atau bangunan.
3. Tanaman dan beda lain yang berkaitan
dengan tanah
4. Hal milik atas satuan rumah sesuai
dengan peraturan perundag-undangan yang berlaku.
5. Benda tidak bergerak lain yang
sesuai dengan sejarah dan peraturan perundang-unagan.
I. Benda Bergerak yang dapat Diwakafkan
1. Uang Rupiah
2. Logam Mulia
3. Surat Berharga
4. Benda bergerak lain yang berlaku
5. Kendaraan
6. Hak atas kekayaan intelektual
7. Hak sewa sesuai ketentuan syariah
dan peraturan perunda-undanga yang berlaku.
J. Unsur-Unsur Wakaf
1. Wakif
2. Nadzir
3. Harta Benda Wakaf
4. Peruntukan Wakaf
5. Jangka Waktu Wakaf
6. Sighat Wakaf/Akad
K. W a k I f
1. Wakif perseorangan (dewasa, sehat,
dan cakap) Organisasi (Pengurus
memenuhi syarat sebagai wakif perseorangan, bergerak dalam bidang
sosial/pendidikan/kemasyarakatan/keagamaan Islam.
2. Badan Hukum (Pengurus memenuhi
syarat sebagai wakif perseorangan, Badan Hukum sah, bergerak dalam bidang
sosial/pendidikan/keagamaan Islam dan kemasyarakatan
3. Pemilik sah harta benda yang akan
diwakafkan.
L. N a d z I r
1. Nadzir Perorangan (dewasa, sehata,
cakap).
2. Organisasi (Pengurus memenuhi syarat
sebagai Nadzir perseorangan, bergerrak dalam bidang
sosial/pemdidikan/kemasyarakatan/keagamaan Islam.
3. Badan Hukum (Pengurus memenuhi
syarat sebagai Nadzir perseorangan, Badan Hukum sah, bergerak dalam bidang
sosial/ pendidikan/kemasyarakatan /keagamaan Islam.
4. Terdaftar di BWI dan Kemenag
(Pendaftaran dapat dilaksanakan setelah proses wakaf bagi nadzir baru.
M. Tugas Nadzir
1. Pengadministrasian
2. Mengelola dan mengembangkan harta
wakaf sesuai tujuan
3. Mengawasi proses pengelolaan
4. Melaporkan hasil pengelolaan kepada
BW) dan Kemenag.
Nadzir dapat memperoleh imbalan
maksimal 10 % dari hasil pengelolaan.
N.
Tata Cara
Perwakafan Tanah Milik
1. Calon Wakif menyerahkan bukti
kepemilikan tanah yang akan diwakafkan berupa sertifikat, Keterangan tidak
sengketa Pendaftaran tanah, Keterangan Bupati tentang kesesuaian Master Plan
untuk diteliti PPAIW.
2. PPAIW melakukan pemeriksaan terhadap
Nazir.
3. Wakif menyatakan Ikrar Wakaf
dihadapan PPAIW dengan dihadiri Wakif dan 2 orang saksi bermaterai cukup
4. PPAIW menuangan Ikrar Wakaf alam
bentuk tertulis
5. PPAIW menuangkan membuat AIW
ditandatangani Wakif, Nazir, Saksi dan PPAIW.
6. AIW diserahkan kepada Nazir beserta
dokumen tanah.
7. PPAIW menerbitkan pendaftaran wakaf
dan mendaftarkan kepada BWI dan Menteria Agama dengan tembusan Kemenag dan
Kanwil Kemenag Provinsi.
8. PPAIW memberikan bukti pendaftaran
harta wakaf kepada Nazir.
9. Nazir mengurus sertifikat tanah
wakaf ke BPN.
10. Terbit Sertifikat Tanah Wakaf.
O.
Wakaf
Benda Bergerak Selain Uang
1. Calon Wakif menyerahkan dokumen
bukti kepemilikan hata benda wakaf (jika ada)
2. PPAIW melakukan pemeriksaan Nazhir.
3. Wakif menyatakan Ikrar Wakaf di
hadapan PPAIW dengan dihadiri Wakif dan dua oang saksi.
4. PPAIW menuangkan Ikrara Wakaf dalam
bentuk tertulis
5. PPAIW membuat AIW ditandatangani
Wakif, Nazhir, saksi, PPAIW bermaterai cukup.
6. AIW disrahkan kepada Nazhir beserta
Harta Wakaf.
7. PPAIW mendaftarkan Benda Wakaf
kepada BWI dan Menag dengan tembusan Kemenag dan Kanwil Kemenag Provinsi.
8. Nazhir mengurus pengalihan bukti
kepemilikan kepada Instansi terkait.
9. Terbit bukti kepemilikan Harta Benda
Wakaf.
BAB
III
KESIMPULAN
1. Wakaf menahan dzat/benda dan membiarkan nilai
manfaatnya demi mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.
2. Merupakan ibadah kebendaan
yang secara tekstualitas tidak ditemukan ayat nya di dalam al-Quran,
kecuali ada beberapa hadist Nabi yang secara eksplisit memberikan
kepastian tentang hukum wakaf.
3. Wakaf adalah amalan yang
disunnahkan, termasuk jenis sedekah yang paling utama yang dianjurkan Allah dan
termasuk bentuk taqarrub yang ermulia, serta merupakan bentuk kebaikan dan
ihsan yang terluas serta banyak manfaatnya.
4. Wakaf merupakan amal yang tidak
pernah terputus, meski orang yang memberikan wakaf sudah meninggal dunia.
5. Wakaf ditentukan peruntukannya,
seperti untuk sarana peribatan seperti; masjid, langgar, mushala, yayasan
pendidikan, yayasan panti jompo dan untuk sarana peribadatan sosial lainnya.
6. Disyariatkan harta yang diwakafkan
bermanfaat secara langgeng seperti gedung, hewan, kebun, senjata, perabot dan
yang berkembang sekarang adalah wakaf uang tunai, dan wakaf hak kekayaan
intelektual.
7. Pensyariatan wakaf adalah hadits
Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, “Umar memperoleh tanah Khaibar, Kemudian
mendatangi Nabi SAW Seraya berkata, Saya memperoleh tanah yang tidak pernah
saya dapatkan harta yang lebih berharga darinya, Lalu apa yang engkau perintahakan
kepada saya? Nabi SAW bersabda, Jika berkenan, kamu dapat menahan (menafkahkan)
pokoknya dan bersedekah dengannya. Kemudian Umar bersedekah agar tanah tersebut
tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan, tapi hanya untuk fakir
miskin, kerabat, budak-budak, orang yang dijalan Allah, para tamu dan ibnu
sabil. Sehingga orang yang mengurusnya tidak berdosa mengambil makan darinya
dengan cara yang baik atau memberikan makan kepada semua yang tidak mempunyai
harta.