Senin, 27 Maret 2017

PENGELOLAAN WAKAF



PENGELOLAAN WAKAF

Wakaf merupakan salah satu ibadah kebendaan yang penting. Wakaf adalah perbuatan menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya dalam jangka waktu tertentu guna keperluan ibadah atau kesejahteraan bersama.
وافعلوا الخير لعلكم تفلحون
...dan berbuatlah kebajikan agar kamu memperoleh kemenangan”
كتب عليكم ادا حضر احدكم الموت ان ترك خير الوصية للوالدين والاقربين  بالمعروف حقا على المتقون

              “Kamu diwajibkan berwasiat apabila sudah didatangi (tanda-tanda) kematian dan jika kamu meninggalkan harta yang banyak untuk ibu bapak dan karib kerabat dengan acara yang ma’ruf; (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang takwa.”
                     Dalam ayat tentang wasiat, kata al-khayr diartikan dengan harta benda. Oleh karena itu, perintah melakukan al-khayr berarti perintah untuk melakukan ibadah bendawi. Dengan demikian, wakaf sebagai konsep ibadah kebendaan. Allah memerintahkan manusia untuk mengerjakannya.
B.      Pengertian Wakaf
       Menurut bahasa Wakaf berasal dari waqf yang berarti radiah (terkembalikan), al-tahbis (tertahan), altasbil  (tertawan) dan al-man’u (mencegah). Wakaf menurut istilah ialah menahan harta yang sifatya tahan lama dan dapat dimanfaatkan untuk kebaikan bersama. Wakaf dilakukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT atas segala karunia yang dititipkan kepada wakif. Wakaf termasuk amalan sedekah jariyah yang pahalanya akan terus mengalir kepada wakif meskipun ia sudah meninggal. Harta wakaf tida boleh dijual, diwariskan atau dihibahkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ayat-ayat Al Quran yang berkaitan dengan wakaf
Secara eksplisit tidak ditemukan ayat al-Quran yang mengatur tentang wakaf, namun secara implisit cukup banyak ayat-ayat yang  bisa jadi dasar hukum tentang wakaf, yaitu beberapa ayat   tetang infak diantaranya :

1.      Qur’an : al Hajj :  77
(يايها الدين امنوا  اركعوا واسجدوا)  (اى ارجعوا من تكبر قيام الانسانية الى توضع الحيوانية ودلة النباتية    ( واعبدوا ربكم)  بسائر ما كلفكم به  خالصا لوجهه  (وافعلو الخير)  واجبا ومندوبا واتوجهوا الى الله تعالى فى جميع احوالكم   (لعلكم تفلحون)  اى لتضفروا بنعيم الجنة  اىافعلوا هده  كلها وانتم راجعون بها  الفلاح غير متيقنين
Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu dan berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung.


2.      Qur’an : al Baqarah : 261
(مثل الدين ينفقون امولهم فى سبيل الله كمثل حبت انبتت سبع سنا بل )  اى سفة  صدقاة الدين ينفقون  اموا لهم فى دين الله كصفة حبة اخرجت سبع سنا بل  او المعنى مثل الدين ينفقون  اموالهم فى وجوه الخيرات من الوجب والنفل كمثل زراع  اخرجث ساقا تشعب منه سبع شعب فى كلى واحدة منها سنبلة  (فى كلى سنبلة مائة حبة ) كما يشاهد دلك فى الدرة والدخن بل فيهما اكثر من دلك  (والله يضعف )  فوق دلك  (لمن يشاء  )  على لايضيق عليه ما يتفضل به من التضعيف  (والله وا سع )  ائ لا يضيق عليه ما يتفضل به من التضعيف  (عليم ) بنية المنفق وبمن يستحق ىالمضاعفة
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
3.      Qur’an  Ali Imran : 92
لن تنالوا الير حتى تنفقوا مما تحبون  وما تنفقوا من شيء فان الله به عليم
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. 
       Kutipan Al-Quran surat Ali Imran ayat 92 tersebut benar-benar menyentuh. Ternyata menafkahkan harta yang kita cintai merupakan salah satu jalan sekaligus syarat untuk menyempurnakan semua kebajikan lain yang sudah, sedang, dan akan kita lakukan. Bisa jadi seseorang telah banyak berbuat baik. Tampaknya  dengan menafkahkan sebagian hak milik yang sangat dicintai untuk perjuangan di jalan Allah, barulah akan sampai kepada kebajikan/keshalehan yang sempurna.
     Pemahaman konteks atas ajaran wakaf juga diambilkan dari beberapa hadits Nabi yang menyinggung masalah shadaqah jariyah, yaitu :

عن ابى هريرة  ان رسول الله صلى عليه و سلم قال : ادا مات ابن ادم انقطع عمله الا من ثلث صدقة جارية  او علم ينتفع به او ولد صالح يدعوله  (رواه مسلم )
Dari Abu Hurairah ra. Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : “Apabila anak Adam (manusia meninggal dunia, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara:
Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang mendoakan orang tuanya”. (HR. Muslim)
B. Rukun Wakaf
a)             Wakif mewakafkan benda miliknya dengan syarat: pemilik sah dari harta yang diwakafkan dengan bukti yang sah,dewasa dan setuju melepaskan hak miliknya kepada pihak lain,tidak punya utang.
b)             Maufuq (harta yang diwakafkan) yaitu benda bergerak atau tidak yang memiliki daya tahan lama dan bernilai.
c)             Maufuq alaihi (pihak yang menerima wakaf) yaitu pihak yang mengurus benda wakaf.
d)            Sigat ( ikrar serah terima wakaf )
C. Syarat Wakaf
a. Mukallaf
b. Benda yang diwakafkan tahan lama.
c. Harta yang diwakafkan dapat diambil manfaatnya.
d. Tujuan wakaf bukan untuk maksiat.
e. Tujuan wakaf karena ingin mendekatkan diri pada Allah SWT.
f. Ijab Qabul jelas.
g. Orang yang diserahi wakaf dapat dipercaya.
D. Hukum Wakaf
    Wakaf hukumnya sunah. Maka apabila dikerjakan mendapat pahala apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Bagi orang yang mampu dianjurkan untuk melaksanakannya karena melihat manfaat yang diperoleh apabila mengerjakan wakaf. Pada dasarnya benda wakaf tidak boleh diganti sesuai dengan janji, tetapi apabila ada masalah yang menyebabkan harus diganti itu boleh dengan alasan sudah tidak sesuai dengan tujuan wakaf atau untuk kepentingan bersama.
E. Hikmah Wakaf
a. Dicintai Allah karena wakaf suatu perbuatan yang baik.
b. Dicintai manusia karena perbuatannya yang dapat membantu sesama manusia.
c. Menunjang kualitas sumber daya manusia karena wakaf ialah kepentingan bersama.
F. Perwakafan Dalam Undang-Undang  Di Indonesia
1.       Wakaf sebagai pranata keagamaan yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi yang perlu dikelola secara efektif dan efisien untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
2.       Wakaf merupakan perbuatan hukum  yang telah lama hidup dan dilaksanakan dalam masyarakat.
G.      Regulasi Perwakafan di Indonesia
1.       Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
2.       Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tantang Wakaf
3.       Peraturan pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004
4.       Peraturan pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik[22]
H.Benda Tidak Bergerak yang Dapat Diwakafkan
1.      Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar.
2.      Bangunan atau bagian bangunan  yang berdiri di atas tanah dan atau bangunan.
3.      Tanaman dan beda lain yang berkaitan dengan tanah
4.      Hal milik atas satuan rumah sesuai dengan peraturan perundag-undangan yang berlaku.
5.      Benda tidak bergerak lain yang sesuai dengan sejarah dan peraturan perundang-unagan.

I.     Benda Bergerak yang dapat Diwakafkan
1.      Uang Rupiah
2.       Logam Mulia
3.      Surat Berharga
4.      Benda bergerak lain yang berlaku
5.      Kendaraan
6.      Hak atas kekayaan intelektual
7.      Hak sewa sesuai ketentuan syariah dan peraturan perunda-undanga yang berlaku.
J.      Unsur-Unsur Wakaf
1.      Wakif
2.      Nadzir
3.      Harta Benda Wakaf
4.      Peruntukan Wakaf
5.      Jangka Waktu Wakaf
6.      Sighat Wakaf/Akad
K. W a k I f
1.      Wakif perseorangan (dewasa, sehat, dan cakap)        Organisasi (Pengurus memenuhi syarat sebagai wakif perseorangan, bergerak dalam bidang sosial/pendidikan/kemasyarakatan/keagamaan Islam.
2.      Badan Hukum (Pengurus memenuhi syarat sebagai wakif perseorangan, Badan Hukum sah, bergerak dalam bidang sosial/pendidikan/keagamaan Islam dan kemasyarakatan
3.      Pemilik sah harta benda yang akan diwakafkan.
L.     N a d z I r
1.      Nadzir Perorangan (dewasa, sehata, cakap).
2.      Organisasi (Pengurus memenuhi syarat sebagai Nadzir perseorangan, bergerrak dalam bidang sosial/pemdidikan/kemasyarakatan/keagamaan Islam.
3.      Badan Hukum (Pengurus memenuhi syarat sebagai Nadzir perseorangan, Badan Hukum sah, bergerak dalam bidang sosial/ pendidikan/kemasyarakatan /keagamaan Islam.
4.      Terdaftar di BWI dan Kemenag (Pendaftaran dapat dilaksanakan setelah proses wakaf bagi nadzir baru.
M.     Tugas Nadzir
1.      Pengadministrasian
2.      Mengelola dan mengembangkan harta wakaf sesuai tujuan
3.      Mengawasi proses pengelolaan
4.      Melaporkan hasil pengelolaan kepada BW) dan Kemenag.
Nadzir dapat memperoleh imbalan maksimal 10 % dari hasil pengelolaan.

N.        Tata Cara Perwakafan Tanah Milik
1.      Calon Wakif menyerahkan bukti kepemilikan tanah yang akan diwakafkan berupa sertifikat, Keterangan tidak sengketa Pendaftaran tanah, Keterangan Bupati tentang kesesuaian Master Plan untuk diteliti PPAIW.
2.      PPAIW melakukan pemeriksaan terhadap Nazir.
3.      Wakif menyatakan Ikrar Wakaf dihadapan PPAIW dengan dihadiri Wakif dan 2 orang saksi bermaterai cukup
4.      PPAIW menuangan Ikrar Wakaf alam bentuk tertulis
5.      PPAIW menuangkan membuat AIW ditandatangani Wakif, Nazir, Saksi dan PPAIW.
6.      AIW diserahkan kepada Nazir beserta dokumen tanah.
7.      PPAIW menerbitkan pendaftaran wakaf dan mendaftarkan kepada BWI dan Menteria Agama dengan tembusan Kemenag dan Kanwil Kemenag Provinsi.
8.      PPAIW memberikan bukti pendaftaran harta wakaf kepada Nazir.
9.      Nazir mengurus sertifikat tanah wakaf ke BPN.
10.  Terbit Sertifikat Tanah Wakaf.

O.        Wakaf Benda Bergerak Selain Uang
1.      Calon Wakif menyerahkan dokumen bukti kepemilikan hata benda wakaf (jika ada)
2.      PPAIW melakukan pemeriksaan Nazhir.
3.      Wakif menyatakan Ikrar Wakaf di hadapan PPAIW dengan dihadiri Wakif dan dua oang saksi.
4.      PPAIW menuangkan Ikrara Wakaf dalam bentuk tertulis
5.      PPAIW membuat AIW ditandatangani Wakif, Nazhir, saksi, PPAIW bermaterai cukup.
6.      AIW disrahkan kepada Nazhir beserta Harta Wakaf.
7.      PPAIW mendaftarkan Benda Wakaf kepada BWI dan Menag dengan tembusan Kemenag dan Kanwil Kemenag Provinsi.
8.      Nazhir mengurus pengalihan bukti kepemilikan kepada Instansi terkait.
9.      Terbit bukti kepemilikan Harta Benda Wakaf.










BAB III
KESIMPULAN

1.      Wakaf menahan dzat/benda dan membiarkan nilai manfaatnya demi mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala.
2.       Merupakan ibadah kebendaan yang secara tekstualitas tidak ditemukan ayat nya di dalam al-Quran, kecuali ada beberapa hadist Nabi yang  secara eksplisit memberikan kepastian tentang hukum wakaf.
3.      Wakaf adalah amalan yang disunnahkan, termasuk jenis sedekah yang paling utama yang dianjurkan Allah dan termasuk bentuk taqarrub yang ermulia, serta merupakan bentuk kebaikan dan ihsan yang terluas serta banyak manfaatnya.
4.      Wakaf merupakan amal yang tidak pernah terputus, meski orang yang memberikan wakaf sudah meninggal dunia.
5.      Wakaf ditentukan peruntukannya, seperti untuk sarana peribatan seperti;  masjid, langgar, mushala, yayasan pendidikan, yayasan panti jompo dan untuk sarana peribadatan sosial lainnya.
6.      Disyariatkan harta yang diwakafkan bermanfaat secara langgeng seperti gedung, hewan, kebun, senjata, perabot dan yang berkembang sekarang adalah wakaf uang tunai, dan wakaf hak kekayaan intelektual.
7.      Pensyariatan wakaf adalah hadits Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, “Umar memperoleh tanah Khaibar, Kemudian mendatangi Nabi SAW Seraya berkata, Saya memperoleh tanah yang tidak pernah saya dapatkan harta yang lebih berharga darinya, Lalu apa yang engkau perintahakan kepada saya? Nabi SAW bersabda, Jika berkenan, kamu dapat menahan (menafkahkan) pokoknya dan bersedekah dengannya. Kemudian Umar bersedekah agar tanah tersebut tidak dijual, tidak dihibahkan dan tidak diwariskan, tapi hanya untuk fakir miskin, kerabat, budak-budak, orang yang dijalan Allah, para tamu dan ibnu sabil. Sehingga orang yang mengurusnya tidak berdosa mengambil makan darinya dengan cara yang baik atau memberikan makan kepada semua yang tidak mempunyai harta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Roleplay kebidanan

Narrator : Mila Bidan 1 : Okta Bidan 2 : Lekha Perawat/adm : Tantri Bu Bejo : Ismi Pak Bejo : Mega Bu Hurin : Hurin Bu Dewi ...